Purwakarta- Wanita cantik almarhumah Dea Permata Karisma (27) yang tewas bersimbah darah, Selasa, 12 Agustus 2025 lalu di Perumahan PJT II, Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mendapat banyak doa diantaranya dari Suharti (55) seorang Ibu pedagang aneka makanan di Purwakarta.
Kepada media ini di tempat jualannya, Jum’at (15/8/2025), Suharti mengaku sedih , banyak kejadian yang membuat resah selama beberapa tahun terakhir, sungguh prihatin, bagaimana nasib para generasi kedepan, jika kita semua kurang bersatu, kita harus sudah benar-benar lebih disiplin peduli mulai dari diri sendiri dan sekitar, untuk saling mengingat kan agar tidak melakukan hal yang tidak baik dan merugikan masa depan, untuk diri, keluarga dan lingkungan lebih luas.
” Semoga almarhumah mendapat tempat yang indah di alam sana dan pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya, kita semua juga harus lebih peka dengan keadaan sekitar, jangan ikuti nafsu yang berdampak merugikan dan menakutkan dalam sejarah kehidupan,” harapnya
Menurutnya, almarhumah pedagang Dimsum, yang biasa ikut di berbagai event bazar, Istri Fery Yana (38) Karyawan PJT II itu sering terlihat aktif berjualan, tidak disangka bernasib dipukul pakai “Palu” oleh pembantunya yakni Ade Mulyana (26) sosok yang dipercaya untuk menjaga nya, sangat miris dan takut sekaligus prihatin di zaman sekarang banyak faktor orang tidak sabar dan sampai berbuat nekad karena uang, semoga kedepan tidak terulang menimpa siapapun.
Hal tersebut dibenarkan beberapa warga tetangga korban, diantara nya Tari (50) yang mengaku mengenal almarhumah, tidak disangka orang yang dipercaya seperti Ade tega melakukan hal keji yang meresah kan masyarakat, menakut kan dan benar-benar biadab, tega melakukan hal itu kepada orang yang selama ini berada disekitar nya.
Dikesempatan lain, suami korban menyampaikan hal-hal sebelum istri nya tewas di kediaman nya itu, berbagai cerita disampaikan pelaku yakni Ade yang semula menjadi kepercayaan nya namun terbukti melakukan hal keji.
“Awalnya, istri kerap menerima pesan singkat berisi ancaman pembunuhan dari nomor tak dikenal. Bahkan, sempat muncul pesan seolah dari seorang wanita yang menuduh Dea berselingkuh dengan pria lain,” ungkap nya.
Setelah itu, Fery mulai khawatir dan meminta bantuan pembantunya, Ade Mulyana (pelaku) untuk menjaga istrinya di rumah, karena dirinya sibuk bekerja di PJT II Jatiluhur.
Fery mempercayakan keselamatan istrinya ke pelaku yang kerap bercerita, rumah diteror oleh orang asing.
“Ancama lewat WhatsApp pernah diterima istri saya. Ade ini juga bercerita ada orang asing datang ke rumah, terus dikejar sama dia orangnya hilang. Pernah juga pas ada saya di rumah, dia bilang ada orang mantau rumah, kami kejar bawa golok, tapi pas disamperin hilang atau enggak ada,” kata Fery, saat ditemui awak media di rumah duka, Perum POJ Sadang.
Pihaknya, berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Sesuai saran dari bhabinkamtibmas, melapor ke polsek atau polres, serta memasang CCTV.
Belum sempat membuat laporan resmi karena sibuk, tapi sempat memasang CCTV di rumah nya 5 Agustus lalu. Semua jenis teror berhenti setelah CCTV dipasang. Kemudian fakta istrinya ditemukan tewas mengenaskan bersimbah darah.
Miris nya, yang diduga pelaku ini, anak dari Ibu nya yang sempat lama bekerja dengan keluarga korban. Bahkan pelaku juga yang
yang menjemput Fery saat sedang bekerja.
Pelaku, mengatakan rumah sedang dikepung oleh banyak orang. Bukan nya jagain istri saya, si Ade malah jemput saya ke kantor dengan kasih kabar rumah dikepung.
“Mulai curiga, pas Ade bilang istri saya minta dibelikan susu, padahal istri saya itu enggak suka susu, kalau kopi, iya doyan,” ungkap Fery.
Setelah tiba di rumah, istri sudah dalam keadaan tak bernyawa. Banyak darah, posisi berada di lantai dan tertutup selimut dari atas hingga ke kaki, tapi wajah sudah tak terbentuk,” pungkasnya sedih.
Laela
Komentar