Majalah Logika-Dunia kecerdasan buatan (AI) kembali dihebohkan oleh kemunculan Thinking Machines Lab, sebuah startup AI yang didirikan oleh para peneliti terkemuka dari OpenAI. Perusahaan ini baru saja mengumumkan pendanaan awal sebesar US$2 miliar, menjadikan nilainya mencapai US$12 miliar.
Pembiayaan raksasa ini dipimpin oleh Andreessen Horowitz dan diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Nvidia, Accel, Cisco, dan AMD. Hal ini menunjukkan persaingan yang semakin ketat dalam pengembangan sistem AI canggih serta nilai premium yang diberikan pada talenta terkemuka di bidang AI. Pendanaan awal sebesar US$2 miliar ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.

Thinking Machines dipimpin oleh Mira Murati sebagai CEO, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Technology Officer di OpenAI. Ia bergabung dengan para cofounder yang juga merupakan mantan peneliti terkemuka dari OpenAI, seperti John Schulman (yang berperan dalam pengembangan ChatGPT), Barrett Zoph (mantan Wakil Presiden Penelitian di OpenAI), Lilian Weng (fokus pada keamanan dan robotika AI), Andrew Tulloch (fokus pada pretraining dan reasoning), dan Luke Metz (fokus pada post-training).
Melalui postingan di platform X, Murati menjelaskan bahwa Thinking Machines sedang mengembangkan AI multimodal yang akan berinteraksi dengan manusia melalui berbagai cara, termasuk percakapan, penglihatan, dan kolaborasi. Ia juga menjanjikan peluncuran produk pertama dalam beberapa bulan ke depan, yang akan mencakup komponen open source signifikan dan bermanfaat bagi peneliti serta startup yang mengembangkan model kustom. Selain itu, Thinking Machines berkomitmen untuk menerbitkan penelitian yang membantu komunitas riset memahami sistem AI mutakhir.
Kemunculan Thinking Machines merupakan bukti nyata dari transformasi dramatis yang terjadi dalam dunia AI selama lebih dari satu dekade. Dari bidang penelitian terpinggirkan, AI kini menjadi fokus investasi, perekrutan, dan negosiasi bisnis yang intens.
Drama persaingan semakin meningkat seiring dengan munculnya klaim bahwa perusahaan-perusahaan AI seperti OpenAI telah mendekati atau bahkan melampaui kemampuan manusia dalam hal kecerdasan. Sementara Thinking Machines belum secara eksplisit membahas isu ini, kehadiran mereka tentu akan menambah dinamika persaingan di industri AI.
Meta, melalui CEO Mark Zuckerberg, juga ikut serta dalam perlombaan perebutan talenta terkemuka dengan mendirikan laboratorium superinteligensi yang menawarkan paket kompensasi jutaan dolar kepada para peneliti ternama. Mengingat profil dan keahlian para cofounder Thinking Machines, sangat mungkin mereka telah didekati oleh Meta. Namun, perusahaan ini enggan berkomentar lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Kemunculan Thinking Machines Lab dengan pendanaan rekornya mengindikasikan potensi besar yang dimiliki oleh AI multimodal dalam mengubah masa depan teknologi. Dengan fokus pada interaksi manusia-mesin yang intuitif dan pengembangan open source, Thinking Machines berpotensi menjadi pemain kunci dalam era AI yang semakin berkembang pesat.
Komentar